Agama dan Psikologi - Upaya mendekatkan antara agama dan psikologi, telah di lakukan oleh beberapa filosofi dan psikologi. Hasil penelitian Robert W. Crapps, yang kemudian terbit menjdi sebuah buku berjudul Dialog Psikologi Agma dan (Kanisius, 1993) dapat menjdi bukti dari asumsi ini. Buku yang menyampaikan kumpulan data yang dihasilkan dari penyelidikan yang serius tentang perjuangan antara agama dan psikologi yang dilakukan para pemikir abad 20 ini, telah menyediakan kerangka konseptual yang sangat mendasar dalam studi agama dan psikologi.
Prespektif (agama dan psikologi)
Berkaitan dengan perspektif ini , ajaran islam memiliki hubungan yang erat dn mendalam dengan ilmu jiwa dalam soal pendidikan akhlak dan pembinaan mental spiritual. Keduanya sama-sama bertujuan untuk mencapai kesejahteraan jiwa dan ketinggian akhlak. Bahkan ditutusnya Nabi Muhamad Saw, bila ditinjau dari pandangan pendidikan dan kejiwaan secara luas bertujuan mendidik dan mengajar manusia, membersihkan dan menyucikan jiwanya, memperbaiki dan menyempurnakan khlak jiwanya, serta membina kehidupan mental spiritual. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila dalam ajaran islma banyak terdapat petunjuk dan ketentuan yang berhubungan dengan soal pendidikan akhlak dan pembinaan mental spiritual. Kedudukan Al-Quran sebagai sumber utama ajaran islam adalah sebagai petunjuk, obat tahmat dan pengajaran bagi manusia dalam membangun kehidupan yang berbahagia di dunia dan di akhirat.
Misi ajaran Islam di bidang akhlak dan kejiwaan ditambah dengan kekayaan spiritual Islam itu sendiri pada hakikatnya mempunyai relevansi yang erat dengan kesehatan jiwa. Karena itu Zakiah Daradjat, dalam rumusannya tentang kesehatan mental tidak luput memasukn agama sebagai unsur terpadu dari psikologi ia menjelaskan "Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terviptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya; berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan utnuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat. Dengan rumusan ini, kesehatan mental adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan kesejahteraan dan kebahagianaan manusia , yang mencakup semua bidang hubungan dengan orang lain, dengan alam dan lingkungan serta tuhan"
Dengan memasukan aspek agama, seperti keimanan dan ketakwaan Tuhan dalam kesejahteraan mental berarti ada titik singgung antara keduanya.Aspek agama harus masuk karena agama memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Agma merupakan salah satu kebutuhan psikis dan rihani manusia yang perlu di penuhi oleh setiap manusia yang merindukan ketentraman dan kebahagiaan. Kebutuhan psikis manusia akan keimanan dan ketakwaan kepada Allah tidak akan terpenuhi kecuali dengan agama.\
Statment (agama dan psikologi)
Berdasarkan pada statment di atas, dapat di ambil suatu pengertian bahwa agama sangat membantu terciptanya kesehatan mental. Persoalan yang di hadapi manusia modern yang berkaitan degnn krisis kejiwaan dan kekosongan spiritual; dapat diatasi apabila manusia di ajarkan oleh agama itu. Banyak kasus bunuh diri, setres, stroke dan lain-lain yang di akibatkan karena semakin kerasnya kehidupan dan hiruk pikukya kehidupan material, agama dapat membantu manusia dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Oleh Agama manusia ditunjukkan jalan mencapai kebaikan dan kebahagian dunia akhirat.
Oleh karena itu, sangat tepat sekali rumusan kesehatn mental yang di lakukan oleh Zakiah Daradjat di atas. Agama menjadi faktor penting dan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.
Terimakasi atas kunjungan anda mampir dan baca agama dan psikologi semoga bermanfaat.
0 comments
Post a Comment